A. Pengertian
OCD adalah kelainan
psikologis yang menyebabkan seseorang memiliki pikiran obsesif dan perilaku
yang bersifat kompulsif.
B.
Penyebab
Penyebab pasti dari
gangguan ini belum berhasil ditemukan, tapi faktor keturunan dan pengaruh
kehidupan yang berat diduga berperan besar sebagai pemicu OCD. Faktor pemicu OCD bisa
karena faktor genetika , faktor ketidak normalan dalam otak, kepribadian
seseorang, dan trauma atau kejadian penting dalam hidup.
Kejadian signifikan atau
menyedihkan dan yang menyebabkan trauma, seperti kehilangan anggota keluarga
atau pernah mengalami perundungan (bullying), dapat memicu OCD pada mereka yang
dari awal telah memiliki risiko terkena OCD misalnya akibat keturunan. Walau
tidak menyebabkan OCD, stres dapat memperparah gejala-gejala OCD pada
penderitanya.
C.
Gejala
Tahap obsesi muncul saat
pikiran terus dikuasai ketakutan atau kecemasan, misalnya ketakutan berlebihan
untuk tertular penyakit. Kemudian obsesi dan rasa tertekan akan memancing aksi
kompulsi yang mendorong penderita untuk melakukan hal tertentu guna mengurangi
rasa cemas dan tertekan seperti mencuci tangan sebanyak lima kali. Perilaku
kompulsif tersebut akan membuat penderita merasa lega untuk sementara, tapi
obsesi serta kecemasan akan kembali dan membuatnya mengulangi pola tersebut.
Beberapa
jenis obsesi yang umumnya menguasai penderita OCD adalah:
1.
Takut terkontaminasi atau kotor, misalnya karena menyentuh
objek yang sudah disentuh orang lain atau bersalaman.
2.
Semua harus teratur dan simetris, contohnya menyusun pakaian
berdasarkan gradasi warna.
3. Takut tidak sengaja melukai diri sendiri atau orang lain,
seperti berulang kali memeriksa setrika karena takut menyebabkan kebakaran.
4. Munculnya pikiran yang tidak diinginkan, termasuk tentang
sikap agresif, seksualitas, keyakinan,serta agama. Misalnya mendadak ingin
mengutarakan sumpah serapah tanpa alasan jelas atau tertekan karena sering
membayangkan hal-hal seksual.
5.
Penderita OCD juga umumnya melakukan tindakan repetitif
tertentu. Tujuannya adalah untuk mengurangi atau mencegah kecemasan yang
disebabkan oleh pikiran obsesif. Tetapi perilaku ini sering berlebihan atau
tidak berhubungan secara rasional dengan hal yang ditakutkan.
Penderita OCD
umumnya pun menyadari bahwa tindakan kompulsif mereka tidak masuk akal, tetapi
mereka tidak bisa menghentikannya sehingga dapat memberikan dampak negatif pada
kehidupan penderitanya. Karena itu, sangat penting bagi penderita untuk mencari
bantuan guna mengatasi kondisinya. Dengan diagnosis dan penanganan yang tepat,
penderita OCD umumnya dapat mengatasi kondisi dan memperbaiki kualitas hidup
mereka.
D.
Diagnosa
Dokter akan bertanya
sekitar pikiran, perasaan, gejala, serta pola perilaku penderita terlebih
dahulu. Jika diduga positif mengidap OCD, tahap selanjutnya adalah pemeriksaan
tingkat keparahan gejala oleh dokter spesialis. Tingkat keparahan OCD dapat
dilihat dari intensitas perilaku kompulsif, waktu yang dihabiskan untuk
melakukan perilaku kompulsif atau ritual tertentu, dan sejauh apa gangguan itu menguasai
pikiran dibandingkan tindakan. Ada tiga kategori yang dapat mengelompokkan
tingkat keparahan OCD, yaitu:
1. Terganggu dalam skala berat di mana pikiran obsesif dan
perilaku kompulsif menguasai selama lebih dari tiga jam dalam sehari.
2. Terganggu dalam skala menengah di mana pikiran obsesif dan
perilaku kompulsif menguasai selama 1-3
jam dalam sehari.
3. Terganggu dalam skala ringan di mana pikiran obsesif dan
perilaku kompulsif menguasai selama kurang dari satu jam dalam sehari.
E.
Pengobatan
Beberapa langkah penanganan OCD :
1.
Terapi Perilaku Kognitif (CBT)
Bertujuan membantu mengurangi kecemasan dengan mengubah cara pikir dan
perilaku.
2.
Penggunaan Obat-obatan
Obat-obat
yang biasa digunakan untuk penderita OCD menengah atau parah sebagai penunjang
terapi CBT.
diperoleh dari berbagai sumber diantaranya
vidio dapat disaksikan disini
diperoleh dari berbagai sumber diantaranya
vidio dapat disaksikan disini
Komentar
Posting Komentar